Peranan Bahasa Indonesia Dalam Konsep Ilmiah

Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa yang digunakan dalam konsep penulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah. Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mendukung pembuatan karya tulis. Karya tulis ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8—9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Untuk dapat disebut karya tulis ilmiah, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi misalnya, penulisan angka, penulisan judul, penulisan tanda baca, penulisan kutipan dan sebagainya. Yang terpenting gagasan mudah dipahami dengan dituangkan dalam bahasa yang jelas dan secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Sehingga menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca (Keraf,1980:36). Semua syarat yang berlaku dalam karya tulis tersebut adalah baku dan mutlak bagi semua penulisan karya tulis. Karena informasi yang ada dan terkandung di dalam karya tulis harus dapat dipertanggungjawabkan dan berguna bagi banyak orang. Melihat hal-hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD sangat berperan penting. Seandainya tidak ada bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD ini, maka dalam sebuah karya ilmiah akan terdapat banyak sekali makna yang tidak sesuai antara penulis dengan yang membacanya, karena setiap orang mempunyai bahasa yang berbeda dan memiliki arti masing-masing dalam bahasa yang digunakan. Sehingga jika mengikuti bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD maka hasilnya adalah informasi yang penting dan berguna dapat tersampaikan pada masyarakat luas.

 

===================
Nama: Yan Andrias
Kelas: 4 KA 17
NPM : 17109074
===================

Sumber:
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4302/title_peranan-bahasa-indonesia-dalam-konsep-ilmiah/

Perkembangan Bahasa Indonesia

Sejarah Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih “bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”. Tujuannya ialah ingin mempersatukan para pemuda Indonesia, alih-alih disebut bangsa Indonesia. Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.

Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia

Peristiwa penting itu, sebagai berikut:

  1. Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
  2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
  3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.[9]
  4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
  5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
  7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  8. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, Baca lebih lanjut